MAKALAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Disusun guna memenuhi tugas mid semster mata kuliah
Pengkajian kurikulum smk
Oleh:
Nama : Galang.Rusadi
Nim : 12310750
Kls : B
Semester :
IV
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusunan tugas ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mid semester dan kewajiban saya sebagai mahasiswa serta agar
mahasiswa yang lain dapat melakukan kegiatan seperti yang saya lakukan. Dalam tugas ini saya akan membahas
mengenai “Pengembangan Kurikulum”. Dengan ini saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung saya terutama
kepada dosen mata kuliah Pengkajian Kurikulum smk.
Tiada gading yang tak retak, demikian pepatah mengatakan.Saya sadari tugas
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu Saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga Saya dapat
memperbaiki kesalahan.
Akhir kata Saya ucapkan terima kasih. Semoga tugas ini bermanfaat dan berguna bagi kita
semua.
Penyusun.
Galang.Rusadi
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................. i
DAFTAR
ISI................................................................................ ii
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................... 3
B.
Rumusan Masalah.............................................................. 3
C.
Tujuan................................................................................ 3
D.
Manfaat.............................................................................. 3
BAB II.
PEMBAHASAN
A. Komponen-Kompenen Dari Kurikulum............................ 4
B. Konsep Teori Dari Kurikulum........................................... 4-6
C. Langkah Pengembangan Dari
kurikulum...........................
6-8
BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................ 9
DAFTAR
PUSTAKA................................................................... 10
BAB I.
PENDAHULUAN
1. A.
LATAR BELAKANG
Pengembangan kurikulum merupakan
suatu kegiatan yang memberikan jawaban atas sejumlah tuntutan kebutuhan yang
berkembang pada pendidikan. Pengembangan kurikulum dilakukan atas sejumlah komponen
pada pendidikan, di antaranya pada pembelajaran yang merupakan implementasi
dari kurikulum. Hasil dari proses ini adalah adanya perubahan pada guru dan
siswa, serta komponen lainnya. Pandangan tentang kurikulum dikenal dalam
dimensi kurikulum yang membedakan peran dan fungsinya. Oleh karena itu perlu
dipahami mengenai seluk beluk kurikulum.
1. B. RUMUSAN MASALAH
1. A.
Apa saja komponen - komponen dari kurikulum?
2. B.
Bagaimana konsep dan teori kurikulum?
3.
C. Bagaimana langkah - langkah pengembangan
kurikulum?
1. C. TUJUAN
1. A. Menjelaskan tentang komponen - komponen
dari kurikulum
2. B. Menjelaskan konsep dan teori
kurikulum
3. C. Menjelaskan langkah -
langkah pengembangan kurikulum
1. D. MANFAAT
A. Pengembangan Kurikulum
B. Komponen Kurikulum
|
BAB II.
PEMBAHASAN
II.
A. KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Merujuk pada fungsi kurikulum dalam
proses apendidikan, yakni merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka
hal ini berarti, sebagai alat pendidikan kurikulum mempunyai komponen-komponen
penunjang yang saling mendukung satu sama lainnya. Para pemikir pendidikan
seperti Subandijah, Soetopo, soemato dan Nasution mempunyai ragam dalam
menentukan jumlah komponen tersebut, meskipun pada dasarnya pemahaman dan
pengertiannya hampir sama.
Subandijah (1993) membagi komponen
kurikulum antara lain: tujuan, Isi atau materi, Organisasi atau strategi,
Media, daan Komponen proses belajar mengajar. Sedangkan yang dikat egorikan komponen
penunjang kurikulum mencakup: Sistem administrasi dan supervisi, Pelayanan
bimbingan dan penyuluhan dan Sistem evaluasi.
Kemudian Soetopo dan Sumato (1993)
membagi komponen kurikulum ke dalam 5 komponen, yaitu:
1. Tujuan,
2. Isi
dan struktur program,
3. Organisasi
dan strategi,
4. Sarana
5. Evaluasi.
·
Nasution
(1993) membagi komponen kurikulum menjadi tiga,
yaitu:
1. Tujuan,
2. Bahan
belajar mengajar,
3. Penilaian.
Berikut ini akan diuraikan secara beberapa
komponen tersebut
II.
B. KONSEP TEORI DARI KURUKULUM
Teori
kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap
kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan
antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan/penggunaan
dan evaluasi kurikulum.
Konsep
terpenting yang perlu mendapat penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep
kurikulum.
1. Konsep kurikulum
Konsep
terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah
konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai
substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.
a.
Konsep
pertama, kurikulum sebagai suatu substansi:
Suatu
kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi
murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan
tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi.
Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil
persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan
pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup
tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
b.
Konsep
kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem:
Yaitu sistem
kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem
pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur
personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem
kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum
adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
c.
Konsep
ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
Yaitu bidang
studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli
pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang
mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum.
Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka
menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi
kurikulum.
Seperti
halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut
untuk:
1. Mengembangkan definisi-definisi
deskriptif dan preskriptif dari istilah-
istilah teknis,
2. Mengadakan klasifikasi tentang
pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan
baru,
3. Melakukan penelitian inferensial dan
prediktif,
4. Mengembangkan subsubteori kurikulum,
mengembangkan
Keempat
tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui
pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun
bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.
II. C.
LANGKAH PENEGMBANGAN DARI KURIKULUM
Dari kajian sejarah kurikulum, kita
mengetahui beberapa hat yang menjadi sumber atau landasan inti penyusunan
kurikulum. Pengembangan kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan
orang dewasa. Karena sekolah mempersiapkan anak bag! kehidupan orang dewasa, kurikulum
terutama isi kurikulum diambil dari kehidupan orang dewasa. Para pengembang
kurikulum mendasarkan kurikulumnya atas hasil analisis pekerjaan dan kehidupan
orang dewasa.
Dalam pengembangan selanjutnya,
sumber in! menjadi lugs meliputi semua unsur kebudayaan. Manusia adalah makhluk
yang berbudaya, hidup dalam lingkungan budaya, dan turut menciptakan budaya.
Untuk dapat hidup dalam lingkungan budaya, ia harus mempelajari budaya, maka
budaya menjadi sumber utama isi kurikulum. Budaya ini mencakup semua disiplin
ilmu yang telah ditemukan dan dikembangkan para pakar, nilai-nilai
adat-istiadat, perilaku, benda-benda, dan lain-lain.
Sumber lain penyusunan kurikulum
adalah anak. Dalam pendidikan atau pengajaran, yang belajar adalah anak.
Pendidikan atau pengajaran bukan memberikan sesuatu pada anak, melainkan
menumbuhkan potensipotensi yang telah ada pada anak. Anak menjadi sumber
kegiatan pengajaran, ia menjadi sumber kurikulum. Ada tiga pendekatan terhadap
anak sebagai sumber kurikulum, yaitu kebutuhan siswa, perkembangan siswa, serta
minat siswa. Jadi, ada pengembangan kurikulum bertolak dari kebutuhan-kebutuhan
siswa, tingkat-tingkat perkembangan siswa, serta hal-hal yang diminati siswa.
Beberapa pengembang kurikulum
mendasarkan penentuan kurikulum kepada pengalaman-pengalaman penyusunan
kurikulum yang lalu. Pengalaman pengembangan kurikulum yang lalu menjadi sumber
penyusunan kurikulum kemudian.
Pertanyaan pertama yang muncul dalam
kurikulum yang berdasarkan nilai adalah: Apakah yang harus diajarkan di
sekolah? Ini merupakan pertanyaan tentang nilai. Nilai-nilai apakah yang harus
diberikan dalam pelaksanaan kurikulum? Nilai-nilai apa yang digunakan sebagai
kriteria penentuan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum.
Terakhir yang menjadi sumber
penentuan kurikulum adalah kekuasaan sosial-politik. Di Amerika Serikat
pemegang kekuasaan sosial-politik yang menentukan kebijaksanaan dalam kurikulum
adalah board of education lokal yang mewakill negara bagian. Di Indonesia,
pemegang kekuasaan sosialpolitik dalam penentuan kurikulum adalah Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang dalam pelaksanaannya dilimpahkan kepada Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah serta Dirjen Pendidikan Tinggi bekerja sama
dengan Balitbangdikbud. pada pendidikan dasar dan menengah, kekuasaan penyusunan
kurikulum sepenuhnya ada pada pusat, sedangkan pada perguruan tinggi rektor
diberi kekuasaan untuk menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam penyusunan
kurikulum.
a.
Langkah -
Langkah Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum meliputi empat langkah, yaitu
merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objective), menyeleksi
pengalaman-pengalaman belajar (selection of learning experiences),
mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning
experiences), dan mengevaluasi (evaluating).
1. Merumuskan
Tujuan Pembelajaran (instructional objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan
pembelajaran.
· Tahap
yang pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami
tiga sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source of society),
dan konten (source of content).
· Tahap
kedua adalah merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi
(SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian di-screen
melalui dua landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi
pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi belajar (psychology of
learning).
· Tahap ketiga adalah
merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).
2. Merumuskan dan
Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection of learning
experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi
pengalaman-pengalaman belajar dalam pengembangan kurikulum harus memahami
definisi pengalaman belajar dan landasan psikologi belajar (psychology of
learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang dialami atau
dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning
activity menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar
berlangsung melalui perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang
ia pelajari, bukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi
pengalaman-pengalaman belajar juga memperhatikan psikologi belajar.
3. Mengorganisasi
Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning experiences)
Pengorganisasi atau disain kurikulum
diperlukan untuk memudahkan anak didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian
kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang mendukung, yakni: tentang
teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak didik, dan
kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang
akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan
pelajaran, dan keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan
disampaikan.
4. Mengevaluasi
(evaluating) Kurikulum
Langkah terakhir dalam pengembangan
kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana
data yang terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem.
Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam pengembangan kurikulum.
Evaluasi dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan , sedangkan riset
sebagai proses pengumpulan
Perencana kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).
Perencana kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).
Terdapat dua model evaluasi
kurikulum yaitu model Saylor, Alexander, dan Lewis, dan model CIPP yang
didesain oleh Phi Delta Kappa National Study Committee on Evaluation yang
diketuai Daniel L. Stufflebeam.
Menurut model Saylor, Alexander, dan Lewis terdapat lima komponen kurikulum
yang dievaluasi, yaitu tujuan (goals, subgoals, dan objectives),
program pendidikan secara keseluruhan (the program of education as a
totality), segmen khusus dari program.
BAB II.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kurikulum
adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar mengajar di
bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta
staf pengajarnya. Kurikulum merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah
pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kulikuler yang formal juga kegiatan
yang tak formal. (Nasution, 2008:5)
Fungsi
kurikulum dalam proses apendidikan, yakni merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, maka hal ini berarti, sebagai alat pendidikan kurikulum mempunyai
komponen-komponen penunjang yang saling mendukung satu sama lainnya. Lima
komponen kurikulum yaitu:
1. Tujuan,
2. Isi
dan struktur program,
3. Organisasi
dan strategi,
4. Sarana
5. Evaluasi.
Teori
kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap
kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan
antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan/penggunaan
dan evaluasi kurikulum.
Ada tiga
konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan
sebagai bidang studi.
DAFTAR PUSTAKA
Abbatt. 1998. Pengajaran yang Efektif. Jakarta:
IKAPI.
Ali, Mohammad. 2003. Pendidikan untuk
Pembangunan Nasional. Bandumg: Grasindo.
Hasan, Said Hamid. 2005. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: Imperial Bhakti Utama.
Prayitno. 2002. Dasar Teori dan Praksis
Pendidikan. Bandung: Grasindo.
Sukmadinata, Nana Saodih. 2007. Pengembangan
Kurikulum, Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar